Selasa, 24 Mei 2011

"IBU SEHARUSNYA ENGKAU SAKIT"

Kali ini aku akan menulis sesuatu tentang dirimu
Aku ingin merenungi keberadaanmu disisiku setiap waktu
Entah kapan Aku akan berpisah denganmu hanya Dia yang tahu
Ku akan sedikit bercerita tentang dirimu untuk kawan tercintaku

Ibu Seharusnya Engkau Sakit
Aku telah menyusahkanmu semenjak aku lahir sampai dewasa ini
Aku sibuk mengucapkan terimakasih kepada orang lain didunia ini
Sedangkan Aku tak banyak mengucap terimakasih padamu selama ini
Aku sibuk mencari perhatian yang lain padahal mereka hanya sedikit memberi
Dan aku tak sibuk mencari perhatian darimu padahal berjuta-juta dirimu memberi

Ibu Seharusnya Engkau Sakit
Engkau korbankan jiwa ragamu untuk membesarkan anakmu
Engkau rela memakan kepala dan duri ikan sedang dagingnya kau berikan untukku
Engkau tak rela uangmu kau makan sendiri tanpa anakmu walau hanya seribu
Engkau tak rela memlihatku kehausan hingga air yang tersisa segelas itu kau berikan padaku
Engkau tak mau dibilang sakit padahal badanmu terbaring lesu
Engkau jelas sakit keras tapi kau bilang kau tak merasa “kesakitan” padaku
Engkau berbohong padaku hanya karena kau tak ingin aku khawatir padamu

Ibu Seharusnya Engkau Sakit
Apakah aku sudah membalas semua itu selama ini
Apakah belas kasih sayangmu sudah ku kembalikan padamu sampai saat ini
Ku rasa aku tak akan mampu membalas itu nanti
Tapi sejatinya aku selalu berdoa untukmu sampai ajal itu menghampiri
Yogyakarta 2011, by Cawah



Ibu, banyak kisah-kisah tentang ibu
Semua orang pasti mempunyai kisah tentang ibu mereka
Sekian tahun aku bersama ibuku, mengajari tentang bagaimana aku harus menjalani hidupku
Aku hidup bersamamu penuh damai dan kasih sayang tulus
Aku baru bisa menyadari bahwa engkau telah memberi semuanya sebanyak itu

Pengalamanku yang telah lalu setidaknya menjadi pelajaran besar bagiku
Aku pernah merasa lapar sedang tak ada daya dan makanan didepanku
Tapi aku masih mempunyai beberapa receh yang bisa aku belikan makanan sedikit dengan itu
Namun setelah aku berbicara dan bercanda dengan penjual makanan yang sering aku beli makanannya
Aku diberi makan olehnya tanpa aku harus membayarnya sedikitpun
Begitu senangnya aku saat itu
Lantas aku langsung mengucapkan berjuta terimakasih padanya
Mungkin berlebihan juga aku mengucap terimakasih padanya
Hingga ia menggerutu, jangan berterimakasih padaku, berterimakasihlah pada allah, ayah dan ibumu
Kemudian aku menyahut hai pedagang yang memberi makanan ini adalah kamu bukan ayah dan ibuku
Pedagang itu bertanya kembali, benarkah begitu? lantas siapa yang memberi makan kepadamu sampai sebesar ini ?
Aku pun tercengang dan tersadar, sampai seperti itukah aku berterima kasih kepada pedagang yang hanya memberiku makan satu kali itu
Sedangkan aku tak banyak berterimakasih pada ibuku sendiri yang telah memasakkan makanan kesukaanku setiap harinya berkali-kali
KU tersadar oleh seorang pedagang yang belum tau jelas namanya ituKeesokan harinya aku langsung menelpon ia sambil ingin menahan air yang keluar dari mata dan tak mau berhenti
Aku ucapkan kata “terimakasih” padanya tanpa menjelaskan terimakasih untuk apa
Ia hanya bingung dan hanya menjawab “ya”
Ucapkanlah terimakasih pada ibu kita yang telah memberikan banyak, sebelum ia tiada, dan balaslah semua itu hanya dengan doa saat ia telah tiada.

26 komentar:

  1. hiks... belum pernah bilang terima kasih.... hwaaaaaaaa

    BalasHapus
  2. wah berarti mas rifki agak gaul bahasnya....mungkin mas rifki bilangnya gini "thanks mom" :D

    atau terimakasih versi lain kan byk hehehe

    BalasHapus
  3. sangat menyentuh ...
    terima kasih atas postinganmu ini, ya ...
    jazakallahu khairan ...

    *semoga Allah memberkahi umur ibumu ... amin ...

    BalasHapus
  4. waiyyakum ustad hendra :)...........

    jazakallah, jaza atas doanya unt ibuku......aamiin ya rabb

    BalasHapus
  5. jazakallah mb bu ayuk :).......

    BalasHapus
  6. ibu mhn maaf sering buat engkau jengkel hiks

    BalasHapus
  7. mas bana sering buat jengkel tapi lbh sering bikin kangen juga kok bagi IBU hehehehe

    BalasHapus
  8. susah kasih komen kl yng dalem2 gini

    BalasHapus
  9. hehhee...kok tiba2 ada mb ely dsini :).......ya ini sudah koment kok ;)

    BalasHapus
  10. huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa mas catuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrr

    hiks ..... jadi tambah kangen Ibu

    BalasHapus
  11. wah senyumannya manis bundanya pandhu ^_^

    BalasHapus
  12. hehehe...sama mas zaki..pulang yuk :)

    BalasHapus
  13. emang rumah antum mana coba hehehhehe

    BalasHapus
  14. hwwibntato wrote on May 24
    sangat menyentuh ...
    terima kasih atas postinganmu ini, ya ...
    jazakallahu khairan ...
    *semoga Allah memberkahi umur ibumu ... amin ...


    baru kali ini saya melihat kak Hendra ikut mellow :)
    memang benar2 menyentuh mas.

    *sukabumi:)

    BalasHapus
  15. iya kak hendra baru itu komentar g ada senyumnya hehehehe.....kl dtempat lain masih ada " he he he " - nya . walau katanya "membaca cerita menyentuh lagi" gitu katanya. hehehe..piss mas hendra :)

    sukabumi, sekarang lg dibandung ya? deket kok :)

    BalasHapus
  16. nanti kalau kak Hendra datang ke journal ini lagi pasti komennya di awali "ha ha ha"
    :D

    iya ,kesukabuminya memang deket mas, kerumah sayanya yg jauh :D
    8 jam ditempuh lewat kendaraan umum 4-5 atau 6 jam menggunakan kendaraan pribadi.

    BalasHapus
  17. ha ha ha bener...hafal bener mas zaki soal mas hendra he he he

    hehehe...emang rumahnya terpencil gt ya xixixixi......lama juga ya.....

    BalasHapus
  18. :D

    benar mas, tempatnya sejuk dan nyaman :)

    BalasHapus
  19. masak sih suka bumi masih ada daerah seperti itu....kirain kampungku aja hihihiihi

    mana ya mas hendra :D

    BalasHapus