Pernah cawah menulis tentang sang Bapak, begitupun sang Ibu, dan juga pak Guru. Kini ku akan menulis lagi tentang seorang Kakak.
"Betul, Ku adalah Adik Sepupu-mu, itulah yang kau pikirkan dan orang memandangnya. Namun, kau tak tahu jika engkau ini adalah kakak kandung-ku. Ya, Kita terlahir dari ibu yang sama, kita terlahir di rumah yang sama, dan kita dikandung selama sembilan bulan dalam rahim yang sama. Kitapun satu persusuan, Karena Kau Memang Kakak Kandung-Ku. "
Dialah kakak-ku yang bernama Andi Purnomo yang karena sakit yang tak juga sembuh-sembuh waktu kecil, akhirnya diganti nama menjadi David Triyadi. Tradisi orang jawa memang saat itu demikian, penggantian nama seorang anak karena suatu hal memang masih sering dilakukan.
Kenapa dia berstatus kakak sepupu terhadapku saat ini? karena memang Pamankulah sekarang yang bertugas sebagai Bapak kakak-ku. Ya, kakak-ku sejak kecil sekitar umur 3tahun telah diminta oleh Pamanku. Karena hanya memiliki seorang anak laki-laki, dan tidak dikaruniakan lagi keturunan lain, Paman dan Bibi pun memohon kepada Bapak dan Ibu ku agar mengizinkan kakak-ku mereka rawat, mereka besarkan, dan mereka angkat menjadi anak mereka.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Bapak dan Ibu pun memutuskan untuk memberikan seorang buah hati yang mereka sangat cintai kepada Paman dan Bibi. Bukan karena faktor tak mampu atau yang lain, tapi keputusan Bapak dan Ibu sudah bulat dan ikhlas seraya berharap anaknya nanti akan jauh lebih baik jika Paman dan Bibinya yang merawat dan membesarkannya. Perasaan ibu sangat sedih dikala itu, namun dengan benar-benar ikhlas akhirnya ibupun bersedia melepaskan kakak-ku.
Kini kami sudah dewasa, aku diberitahu oleh Ibu soal status kakak-ku ini. Aku jadi tahu jika ia adalah kakak kandungku, namun ia tak mengetahuinya. Kini kami tinggal bersama, merantau di negeri seberang untuk menjemput rizki dari-Nya. Pertanyaan orang-orang jika mereka temui kami bersama adalah pertanyaan 'kalian kakak-adik ya?", "kamu adiknya ya?". Sedangkan jawaban kami, "bukan, dia adik sepupuku","bukan, dia kakak sepupuku". Padahal dalam batinku, aku berucap, "Dia memang kakak kandung-ku"
Satu hal yang perlu digaris bawah adalah "ternyata kakak-ku ini merasakan kedekatannya dengan keluargaku(ayah-ibu-kakak-adik) dengan nalurinya". Ya, hati tak pernah bisa membohongi, kakak-ku sangat tahu apa yang aku rasakan jika aku sedih atau bahagia, ia pun turut bersedih jika keluargaku mendapat cobaan, pun sangat bahagia jika keluarga kami juga sedang dalam kebahagiaan. Ya, kerana dia memang kakak kandung-ku.
Sekarang kami tinggal bersama, Dan apa yang terjadi, kakak-ku ini sering mengeluhkan kehidupannya bersama bapak dan ibunya sekarang, paman dan bibiku. Tak jarang ia berucap "aku ini siapa","aku ini apa". Kata-kata yang diucapkannya itu sering membuat aku menahan air mata yang sebenarnya ingin menetes. Benar, dia sering mengeluh karena memang saya melihat dengan mata kepala sendiri, ia sering dianak tirikan, pernah aku menemui kakak-ku berada dirumah sendirian, sedang paman bibi dan anak pertama mereka keluar rumah dengan alasan ada keperluan. Banyak lagi yang ia keluhkan kepada-ku, dan lagi-lagi membuat aku terkadang menahan isak tangis. Satu hal yang membuat aku miris, ialah ditolaknya permintaan kakak-ku yang memohon agar ia merestui pernikahannya setengah tahun lalu. Ya, paman menunda pernikahan kakak-ku dengan berbagai alasan, sedangkan kakak-ku sebenarnya sudah siap untuk menikah. Sungguh kasihan kakak-ku ini. Ku sangat sedih mendengar itu, karena dia memang kakak kandungku.
Kini kakak-ku masih bujang, ia bersamaku sekarang, ia sudah rajin sholat 5 waktu, yang sebelum tinggal bersamaku tak pernah melakukan sholat. Ia tak pernah diasup ajaran Islam sampai sebesar ini. Kini ia bersamaku ku pegang erat-erat tangannya, dan ku ajak ia bersama-sama menuju kebaikan. Semoga Allah meridhai dan memberkahi kami...
Hiks :(
BalasHapusKo jadi gitu?
Ini nanti dia baca tulisanmu gak? :(
suatu waktu memang harus disampaikan kebenaran itu
BalasHapusyang sabar ya Catur, sekarang waktunya membimbing kakak tercinta
(oya, anak paman kalau tidak salah, jadinya sepupu ya ?)
yang penting kan sekarang bahagia :)
BalasHapusmaaf sudah saya ralat......memang salah menangkap soal anak paman dan anak paklik hehehe.....
BalasHapusinilah jalan hidup :)
BalasHapusnggak baca mbak...nggak tak ksih tau.....sbenere dia juga blogger kok....ada tuh blognya
mksh koreksinya bunda hehehhe....
BalasHapusinsyaaallah..terimakasih.....mungkin sustu saat nanti dikasih taunya :)
iya mb april......alhamdulillah...sangat bahagia....:)
BalasHapuskok kakak ponakan manggilnya?bkn sepupu ?
BalasHapusSabar ya
sudah saya ganti mb pena...hehehe..keliru...:D.....
BalasHapusterimakasih.....insyaallah....allah pasti memberi ptunjuk
BalasHapusAmin
BalasHapusTfs Catur :)
syukran do'anya mb rien...ini curhat ya kayaknya xixixi
BalasHapussemoga Cawah dan keluarga bisa segera memberitahukan kepada kakakmu tentang kepada siapa kakakmu itu bernasab, ya ...
BalasHapusSebab, nasab adalah sesuatu yang masyru' dan berkaitan dengan hak waris-mewarisi, ikatan mahram, dan lain-lain ...
begitu ya mas hendra......iya sebetulnya sudah ada rencana itu...pun banyak juga yang pernah bercerita langsung ke kakakku soal kakakku ini sbenernya anaknya ibuku. entah kakakku menanggapinya gimana...aku sendiri baru setahun ini bersamanya...dari kecil sampai dewasa terpisah dari ikatan keluarga
BalasHapusYa alloh..aku sampai treharu bacanya mas..
BalasHapusjaga kakaknya yah....
T_T
melakolis gt ya bu :)
BalasHapusinsyaallah......semoga allah memudahkan....aamiin...
jangan terlambat dikasih taunya..dia berhak tau lho.
BalasHapusinsyaallah bunda.....menimbang nimbang waktunya
BalasHapusSo sweeet
BalasHapus*komen melenceng tapi esensi sama dg yg diatas*
jiah mas bambang kok bs nyasar kesini hehehhehe.....
BalasHapussabar ya catur...
BalasHapussabar... bantu kakakmu, hangatkan hatinya
insyaallah akan ada yg ternaik buat kalian berdua
^__^ yuppi trimakasih mb hanif..mksh dah mampir pula^^
BalasHapussama2 ^^
BalasHapus: D
BalasHapus