Selasa, 07 Juni 2011

“Pinta Ibuku”


Nak, bila kau besar nanti ibu ingin melihatmu bahagia dan senang
Nak, bila kau besar nanti ibu ingin melihatmu menjadi sebenar-benar orang
Nak, bila kau besar nanti ibu ingin melihatmu tersenyum girang
Nak, bila kau besar nanti ibu ingin melihatmu membahagiakan orang-orang

Nak, bila kau sakit ingat ibu mu yang selalu berdoa untuk kesembuhanmu
Nak, bila kau sedih ingat ibu mu selalu bersujud memohon agar ada yang menghiburmu
Nak, bila kau sulit ingat ibu mu selalu memohon kesulitan itu menjauh darimu
Nak, bila kau rindu ingat ibu mu selalu ada di sampingmu setiap waktu

Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang selalu mendoakan kebahagiaanmu
Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang pernah menahan lapar karena anak-anakku
Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang pernah menahan haus di siang itu
Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang pernah kehujanan demi mencari rejeki di hari itu
Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang pernah kepanasan hingga terasa seakan mambakar kerudung ibumu
Nak, bila kau bahagia nanti ingatlah ibu yang pernah berjalan berpuluh kilo untuk mencarikan sesuap nasi untukmu dan adikmu

Yogyakarta, 08 juni 2011

Dalam sholatku ku selalu teringat perjuangan berat yang dialami ibuku dalam membesarkanku hingga sebesar ini, tak kuasa menetas juga air dari mata yang tak bisa ku hentikan. Ibuku dikampung merindukanku, dan aku sangat merindukannya. Ibu anakmu sebentar lagi akan pulang kerumah.

Ibu, ia kebingungan jika tak mendengar salam sapa dari anak-anaknya. Ia sangat sedih jika tak mendengar suara anak-anaknya walau hanya lewat telepon saja. Tiap aku harus menyapa dirinya walau hanya lewat sebuah sms ataupun telepon.

Semua pintanya akan selalu kuingat dan kukenang sepanjang hidupku. Satu hal yang ku ingat darinya adalah sebuah permintaan yang sangat sepele. Bahwa ia sangat suka coklat, dan ia ingin aku membelikannya suatu saat nanti  dengan uang hasil kerjaku sendiri. Kini aku bawakan ia coklat yang ia suka saat aku pulang kerumah, dia senang walau aku hanya memberi  sebuah coklat. Dia tersenyum senang. Ibuku ku berjanji membahagiakanmu sebisaku semampuku. Semoga Rabb-ku memberikan kemudahan bagiku. Aamiin.


13 komentar: