Jumat, 29 April 2011

Cerita Dari Sang Murid Chapter 3

Afwan ya, cerita mau saya lanjutkan lagi nih. Boleh ? Baiklah Langsung saja ke TKP ya, . Jadi my best teacher in the world itu adalah seorang yang “sangat sederhana namun istimewa” dalam kehidupanku. Ya, beliau adalah Bp Dwi Wahyono S. Pd. Seorang Guru Biologi yang sekarang mengajar di SMA N 1 Jatisrono ( SMANJA ), beliau lulusan FKIP Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret. Ku mulai mengenal dan dikenal beliau adalah saat masih duduk di kelas 2 SMA ( XI Sekarang ).  Seseorang yang tampak biasa diawal ternyata sangat berarti dan sangat penting dalam hidup kita nantinya, begitulah salah satu pendapat teman dan akupun merasakannya. Seperti guruku ini, Beliau diawal biasa saja, bahkan saya pernah berpikir, kenapa guru biologi diganti dengan guru ini. Namun ternyata setelah saya mengenal lebih jauh guruku ini sungguh luar biasa, tak pernah aku menemukan guru seperti ini. Tiap kata-katanya, senyumannya, raut wajahnya, selalu membekas dan tersimpan dalam memori otakku yang kecil ini. 


Di chapter ketiga ini saya ingin menceritakan pengalaman diawal-awal aku mengenal dan dikenal beliau. Waktu itu hari jum’at hari dimana mata pelajaran biologi ada dihari itu ( hari yang baik untuk bertemu guru baik dan melakukan hal-hal yang baik-baik ). Seperti biasanya sebelum dimulainya pelajaran atau setelah berakhirnya pelajaran untuk mata pelajaran yang diampu oleh guruku yang baik ini pasti diadakan Free Test. Test ini diharapkan agar siswa-siswa dapat lebih paham tentang pelajaran yang baru saja didapat dan diterangkan oleh sang guru. Ada kala nya free test ini tertulis dan lisan. Dan seperti biasanya juga guruku menyebutkan nomor absen siswa-siswa ketika mengadakan test ini. Jadi, nomor absen yang disebut maka dia wajib menjawab pertanyaanya. Taraaaa, inilah yang paling berkesan bagi-ku, entah kenapa nomor 8 menjadi nomor yang sangat dan super istimewa bagiku. Guruku tercinta ini selalu menyebut nomor 8 saat mengajukan soal pertama untuk murid-muridnya. Setelah menyebut angka delapan guruku ini selalu tesenyum, entah mungkin nomor delapan sangat berarti juga bagi beliau. Dan tentu saja nomor 8 itu adalah nomor absen ku. Jadi setiap ada free test sudah pasti aku yang harus menjawab duluan. Oke di jum’at itu aku berhasil menjawab pertanyaannya walau berhasilnya dikit sih, tapi itu sudah membuat guruku tersenyum mengiyakan, karena memang jawabanku lumayan benar, lumayaaaannn . Yaps, free test usai, saatnya pulang. Nah pas pulang itu aku berpapasan dengan beliau dilobi sekolah, beliau menyambut saya seperti biasa dengan wajah dan senyumnya yang begitu meneduhkan hati. Aku ucapkan salam sapa padanya, beliau pun menjawabnya tanpa basa-basi dengan senyuman tentunya. Nah, ternyata pas pulang sekolah aku dan guruku kebetulan bershalat jum’at disatu masjid yang sama. Usai shalat, beliau kembali tersenyum pada saya, soalnya saya senyum duluan sih, saya kan dijuluki mr. Smile . Dari situlah aku mulai mendekati beliau, mengetahui rumahnya, seluk-beluknya, dan semuanya. Dan memang beliau adalah guru luar biasa yang bisa membuat murid-murid terkagum-kagum padanya. Sudah Dulu ya Chapter 3-nya, belum dapat juga ya perangai Guruku baik ini, nanti deh aku ceritakan di Chapter berikutnya .

4 komentar:

  1. :D silakan tersenyum mas sebelum ada perda yg melarang nya hehehe *mana mungkin ada

    BalasHapus
  2. waduh ceritanya bukan berjenis kelamin Wanita loo ya ko cantik :D

    BalasHapus