Rabu, 06 April 2011

Cerita Dari Sang Murid Chapter 2



Yang belum baca chapter 1 tenang saja ceritanya ada disini { CHAPTER 1 }

SMA N 1 JATISRONO
telah memberi sejuta kenangan indah, sejuta tauladan yang baik, sejuta senyum yang bertebaran di setiap pertemuan, itulah yang akan kita rasa jika kita pernah singgah di tempat itu. Tanpa panjang dan lebar, pada chapter kedua ini penulis akan langsung menceritakan kisahnya di awal-awal ia bertemu Sang Guru yang sangat ia cintai.

Tahun 2006 adalah tahun dimana Aku masuk dan dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru. Di awal Aku menjadi Siswa Baru, tak ada hal yang begitu menarik dalam proses belajar di Sekolah yang kini semakin membaik itu. Pada masa itu Aku berpikir bahwa Sekolahku yang dulu lebih menyenangkan ketimbang sekarang, karena Di Sekolah sebelumnya Aku menemukan seorang Guru yang selalu memotivasiku sehingga semangat untuk berprestasiku tak akan pernah surut.

Kelas 1 SMA ( sekarang X ) terus kutempa ilmu di SMA Favorit itu . Walaupun prestasi di Kelas selalu nomor 1, namun rasa puas tak kunjung ku dapat, karena hasilnya masih jauh dengan siswa di kelas lain. Pun aku tak menemukan beberapa Guru yang mengasuh anak didiknya dengan tulus, menyayangi kita seperti anaknya sendiri, memberikan pengajaran dengan sabar dan penuh senyum.

Baru di kelas 2 ( sekarang XI ) ku menemukannya, Seorang Guru yang begitu sayang kepada anak didiknya, menyintai semua siswanya seperti anak kandungnya sendiri, memberi tauladan yang mulia, mengajar dengan penuh ketulusan, memberi ilmu umum dan ditambah ilmu agama, bersikap lemah lembut dan penuh senyum, serta selalu menghasilkan kata-kata dan tulisan yang selalu nikmat di hati.

Semester 1 kelas XI, prestasiku turun anjlok , semangat belajarku seakan hilang, setelah Guru baru itu datang prestasiku mulai membaik.

Orang yang tampak menjengkelkan di awal pertemuan, ternyata ia sangat penting dalam kehidupan kita di dunia. Begitulah pepatah yang memang benar adanya, dan selama ini Saya rasakan. Guruku yang satu ini memang terasa menjengkelkan di awal-awal pertemuan.

Kembali lagi ke masa lampau, Saya masih teringat saat pertama kali melihat Raut wajahnya yang bersinar penuh senyum dan selalu membuat hati sejuk sampai sekarang. Di awal Pertemuan itu, Beliau di beri kesempatan berpidato dan berkenalan di atas mimbar Halaman Sekolah bersamaan dengan Acara Pamitan Guru lama dan Penerimaan Guru baru. Memang Raut wajah beliau tampak menyenangkan hati, namun sangat tidak pas dengan sikon pada Acara itu, karena saat itu bertepatan dengan pindahnya salah satu Guru favorit SMAN 1 JATISRONO yang sangat di idolakan murid-murid karena terkenal dengan humoris dan centhilnya. Ada beberapa Murid yang menangis cengeng saat mendengar kata-kata pamitan dari Guru centhil itu, akibatnya pidato sekaligus perkenalan Guruku yang begitu mulia tadi jadi kurang menarik dan kurang mendapatkan perhatian. Tak terkecuali dengan Saya, Saya masih ingat dengan kata-kata yang terucap dari bibir Beliau. Yang membuat Saya sedikit tertarik dengan pidato beliau adalah saat beliau mengatakan bahwa Sekolah beliau yang dulu ( SMAN 1 PURWANTORO ) dengan Sekolah tempat ia mengajar sekarang ( SMAN 1 JATISRONO ) tidak jauh berbeda. Kenapa, karena sekolah yang dulu ( SMAN 1 PURWANTORO ) mendapat julukan SMANSA MEWAH alias SMA Mepet Sawah, sedangkan Sekolah yg sekarang ( SMAN 1 JATISRONO ) aliasnya adalah Sekolah Tegal, sama-sama berada di lahan pedesaan, tapi Prestasi dari kedua Sekolah ini sama baiknya dan selalu berkompetisi.

Sudah dulu ya ceritanya CHAPTER 3 masih di buku harian :)

25 komentar:

  1. owh iya lupa nyeritain guru centhilnya....(guru centhil = perempuan ) bu yuli namanya, guru Pendidikan Kewarganegaraan .. dandanannya ya kaya org muda jaman sekarang gt deh....."yg paling ditunggu murid2 kebanyakan adalah ucapan "Selamat bermalam minggu, salam untuk orang-orang tercinta anda" emg apa istimewanya malam minggu yaa....???????

    BalasHapus
  2. iya, sama ...
    dulu SMA saya juga di tengah sawah ... he he he ...

    BalasHapus
  3. iya, memang di pinggir perkampungan ... he he he ...

    BalasHapus
  4. daerah mana sih mas *penasaran :-?

    BalasHapus
  5. font tulisannya keciil ajaaaaa....

    BalasHapus
  6. knp mbak...cm beberapa kok yg besar? ada yg salah?

    BalasHapus
  7. Hmmm...
    Istimewanya malem minggu ??
    Mungkin karena besoknya tuh free kali ya... jadi bisa nyantai-nyantai deh, hehe ...

    BalasHapus
  8. hehe....malemnya atuh......kl mb nikcuacua sendiri gmn?

    BalasHapus
  9. Heheh... jadi aneh dipanggil mb nikcuacua ...
    Panggil aja "nikky", n_n

    Malem minggu adalah malem yang panjang (perasaan sama aja kali ya...), karena saya bisa bergadang semaleman mengubrak-abrik isi personal library saya....(biasanya sih begitu n_n)..

    BalasHapus
  10. oke mbak niki.....kl bhsa jawa niki=ini berarti boleh dong panggil mb ini :D

    hemmmm.....pekerjaan yg patut dicontoh ;)

    BalasHapus
  11. niki=ini, hmm ... iya juga ya...??
    saya juga orang jawa kok ...

    tapi kalo dalam bahasa jepang sih, nikky = buku harian...
    (promosi_nama.com) hehe...

    BalasHapus
  12. weh wong jowo juga toh..

    niki cuacua berarti buku harian apa tuhhh?

    BalasHapus
  13. Ho oh .. n_n
    kalo cuacua = cuaem & cuakep...

    hehe, kok jadi narsis gini sih...
    afwan dah!

    Kalau ndak setuju, boleh protes kok...

    BalasHapus
  14. lho kok pinter bgt yah milih namanya,.......

    narsis dikit gak papalah...

    BalasHapus
  15. Belum nemu klimaks dari guru ini.. Atau saya yang gak mudeng ya?

    BalasHapus
  16. Tunggu chapter ketiga dan selanjutnya :D

    BalasHapus